Sabtu, 01 Januari 2011

Pramuka dan Industri Kreatif

Kakak-Kakak, masih ingat pada kegiatan Pasar Seni ITB yang dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2010 lalu. Bagaimana, setiap empat tahun sekali para mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dari berbagai jurusan menampilkan hasil karya kreatif mereka kepada masyarakat. Mereka berkreasi ingin memberikan hasil penemuan terbarukan yang tujuannya dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Teknologi yang dewasa ini berkembang pesat di dunia, memang telah memberikan andil besar dalam kehidupan masyarakat. Kemajuan yang didorong oleh keinginan untuk maju, menjadikan setiap orang dapat memanfaat sarana teknologi tersebut, untuk berbagai keperluan. Bahkan, pengaruhnya pun dapat berdampak buruk bila penggunaan teknologi diaplikasikan dengan cara yang keliru. Namun, bila dipakai melalui proses yang benar dengan tujuan yang baik. Maka, dampak yang dirasakan lingkungan pun akan baik.
Saat ini, begitu banyak produk berteknologi tinggi dihasilkan negara-negara maju. Seperti Amerika dan Eropa. Diantara negara-negara tersebut, persaingan untuk merebut pasar dunia selalu gencar dilakukan. Kualitas dan kuantitas setiap barang yang diciptakan sangat diperhitungkan oleh mereka. Setiap hari pasti ada saja, produk terbarukan yang dihasilkan.
Sebagian besar produk luar negeri yang beredar di kawasan Asia termasuk Indonesia, sangat diminati. Sebab, selain modelnya yang tidak ketinggalan zaman..Kualitasnya pun tidak diragukan. Oleh karena itu, sampai kini, masyarakat masih lebih percaya dengan produk luar negeri ketimbang produk dalam negeri.
Indonesia sebagai negara berkembang, memang perlu terus berbenah diri. Segala produksi yang selama ini dihasilkan dirasakan belum memenuhi harapan masyarakat.Terutama yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari. Kecendrungan masyarakat lebih menyukai untuk membeli dengan harga mahal barang-barang import, dibanding barang dalam negeri yang masih kurang baik kualitasnya.
Penilaian masyarakat bagi kinerja Pemerintah Indonesia sebagai penentu kebijakan, bukan sebagai belenggu yang harus dihancurkan atau halang rintang yang harus pula disingkirkan.Tapi, ketidak puasan masyarakat harus diaplikasikan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mampu memberikan hasil karya yang terbaik bagi bangsa dan negaranya. Sekolah-sekolah kejuruan atau universitas berbasis pengajaran teknologi yang semestinya lebih ditingkatkan kualitas proses belajar mengajarnya. Agar setiap lulusan yang dihasilkan dapat memberikan sumbangsih karya yang bernilai jual dan bermanfaat.
Untuk mengejar ketinggalan modernisasi, Pemerintah kita sampai saat ini telah berupaya melalui jalinan mitra kerjasama dengan sejumlah negara-negara berkembang lainnya maupun negara maju untuk dapat diterapkan di dalam negeri baik ilmu pengetahuannya maupun hasil produknya. Namun, upaya pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk menjadikan produk dalam negeri dikenal di manca negara juga gencar dilakukan.
Pada acara Pasar Seni ITB 2010 lalu, yang dihadiri Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI Jero Wacik. Dia sempat menghimbau kepada seluruh Pemerintah Daerah agar dapat menyediakan anggaran yang cukup untuk mendukung kegiatan festival kreatif di daerah masing-masing. Karena, di arena itulah, masyarakat diberi kesempatan untuk menampilkan dan mempromosikan berbagai hasil karya mereka agar dari hasil event tersebut, nantinya dapat menghidupkan industri-indsutri kreatif yang tersebar di mana-mana.
Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan dan pembinaan generasi muda seharusnya dapat melihat peluang yang ada lebih jeli lagi. Kualitas yang dihasilkan dari setiap kegiatan kepramukaan yang ada, bukan menjadikan para anggota Pramuka mengerti dan paham dengan pendidikan kepramukaan saja. Tapi, lebih dari itu, agar nantinya setiap anggota Pramuka tersebut, dapat menguasai teknologi sebagai bekal masa depan mereka.
Perhatian Pemerintah kepada Gerakan Pramuka selama ini cukup besar, selain anggaran yang setiap tahun bertambah. Kemitraan dengan lembaga-lembaga terkait cukup memberikan wawasan bagi para anggota Pramuka dalam rangka mengembangkan diri. Hal inilah, yang semestinya menjadi salah satu daya dorong terhadap pengaruh kemajuan zaman. Dimana, negara-negara maju telah memperlihatkan keberhasilannya di segala bidang. Kini, giliran Indonesia jangan sampai tertinggal untuk sama-sama menunjukkan kemajuan dalam bidang apa pun. Tidak salah, bila melalui Gerakan Pramuka, sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dapat dihasilkan. Selain di sekolah atau di Universitas. Landasan dasar Dasa Dharma dan Trisatya Pramuka merupakan citra positif yang harus dipadu padankan selaras dengan kemampuan berkarya setiap anggotanya.
Revitalisasi Gerakan Pramuka yang dicanangkan Presiden RI SBY tahun 2006 lalu. Merupakan titik awal untuk lebih memajukan Gerakan Pramuka menuju tingkat yang lebih tinggi. Tidak untuk jangka pendek. Tapi, jangka panjang. Yang mana proses pelaksanaannya dikembalikan lagi kepada Gerakan Pramuka. Undang-Undang Gerakan Pramuka yang baru saja disahkan adalah payung hukum untuk melindungi organisasi ini dalam menjalankan sistem penyelenggaraan kegiatan dari penyalahgunaan dan penyelewengan.
Kota Bandung yang saat ini, dijuluki pula sebagai kota kreatif, telah memberikan bukti. Sejumlah hasil karya kaum muda yang bernilai tersebut, banyak yang sudah dipublikasikan di berbagai media termasuk di dalam gelaran event atau dipromosikan sampai ke luar negeri. Disamping kawasan Kota Bandung merupakan kawasan wisata yang menjual. Maka, secara bersamaan karya-karya mereka ikut terjual. Namun, kegiatan berkreativitas itu bukan berasal dari dalam Gerakan Pramuka. Tapi, di berbagai komunitas kreatif yang semakin hari semakin banyak bermunculan. Karena sebab itulah, kaum muda enggan masuk Gerakan Pramuka hanya karena kurang mengikuti perkembangan jaman. Mereka lebih memilih berkreativitas di luar Gerakan Pramuka.
Dengan adanya peluang untuk menciptakan industri kreatif, diharapkan Gerakan Pramuka khususnya Kota Bandung dapat bergerak cepat agar pencapaian menuju Bandung Kota Pramuka cepat terwujud. Bahkan, dapat pula menjadi icon di Jawa Barat dan Indonesia.
Benny Kurniawan