Minggu, 25 Juli 2010

Cinta Di Ujung Penantian

Sang mentari sudah mulai bergerak tenggelam di ujung ufuk timur, ketika aku masih sadarkan diri untuk memandangi lautan lepas dihadapanku yang ujungnya tak pernah ku tahu dimana. Kedua bola matakupun tidak pernah bisa melihat lebih jauh sampai dimana batas ujung dunia itu sebenarnya. Begitupun dengan pikiran dan perasaanku selama ini, dengan sabar menanti seorang pujaan hati yang dulu sempat melabuhkan cintanya dihati dan kehidupanku.
Tempat tinggalku memang tidak jauh dari tepian laut ini, dan sudah menjadi bagian dari keseharianku untuk selalu melihat mentari di waktu senja hari turun tenggelam secara perlahan meninggalkan siang dan segera memunculkan malam yang penuh dengan cahaya bulan dan bertaburnya gemerlap bintang. Itulah, yang kusuka dari salah satu kebesaran Allah yang maha kuasa diatas bumi ini dapat mengatur waktu dengan sempurna tanpa pernah tertukar satu dengan lainnya.
Kenangan kisah ini, sebenarnya ingin ku kubur dalam-dalam dari dasar hatiku untuk selama-lamanya bersama dengan gambar dirinya yang selalu kubawa kemana-mana dalam buku harianku dimana tertulis pula dalam sehelai foto bernama lengkap Setia Arjuna yang menjadikanku selalu teringat akan dirinya dan perjalanan kisah kasih kami setahun yang lalu. Sebelumnya, memang telah ku ramalkan suatu hari akan terjadi perpisahan antara aku dan dia, walau menurutnya hubungan kita tak kan pernah terpisahkan oleh jarak dan waktu sampai kapanpun dan ia berjanji akan kembali bersama pinangan untuk menjalin ikatan tali pernikahan denganku.
Sadar ataupun tidak, perpisahan itu bakal terjadi dan diantara kami hanya dapat saling mendo’akan ketika tahu bahwa ia adalah seorang wartawan yang akan dikirim untuk bertugas ke kancah peperangan bersama belasan wartawan lainnya. Sementara, orang tuaku yang mengetahui hubungan kami, selama ini merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan hatiku. Namun, mereka tak bisa berbuat apa-apa.
Kini, kumengerti dan pahami betapa beratnya tugas sebagai seorang jurnalis harus meliput dan mengabadikan setiap peristiwa dimanapun berada agar dapat dijadikan sebuah berita penting bagi dunia dan tak terbayangkan bila terjadi sesuatu disana dan saat kembali ia yang kuharapkan mungkin hanya tinggal nama saja. Tapi, semua kekhawatiran itu, ku tepis jauh-jauh dengan doa’a sepanjang malam dalam shalat tahajudku agar dia disana tidak mendapatkan satu halangan apapun selamat sampai kembali.
Kesendirianku sebagai seorang guru agama bernama Rachmawati di sebuah Sekolah Dasar dekat tempat tinggalku memang selalu terobati acap kali melihat canda riang mereka murid-muridku yang lugu ketika sedang berlarian di halaman sekolah sepulang mereka menuntut ilmu dan ku akui, bahwa sekolah ini merupakan rumah kedua setelah rumahku.
Orang tuaku sama seperti penduduk laki-laki lainnya di kampung ini, berprofesi sebagai nelayan yang kesehariannya turun ke laut mengurusi tangkapan ikan dan menjualnya, selebihnya mengaji di surau dan membuat jala ikan. Akupun mulai mengenalnya tatkala, Ia mendatangi ayahku untuk diwawancarai seputar pekerjaannya sampai akhirnya berlanjut pada kisah cintaku ini berujung dengan penantian dan semoga Tuhan Yang Maha Besar membawanya kembali menjadi kekasihku yang abadi bersama kebahagiaan.
Benny K


Sabtu, 24 Juli 2010

Terpenjara Dalam Ruang Penyesalan

Aku tak menyadari semua sisa hidupku ini akan berakhir dalam ruang yang sempit dan pengap berjeruji besi untuk selamanya.
Namaku Doni Kusumah, umurku tahun ini, genap berusia 25 tahun sejak diriku divonis bersalah oleh hakim pengadilan telah menggunakan narkoba jenis heroin dan menjadi seorang pengedar dengan dijatuhi hukuman seumur hidup mendekam dalam rumah tahanan negara khusus narkoba.
Awalnya, hanya coba-coba karena teman-teman sepermainanku mengajak menggunakan barang haram ini untuk pertama kalinya. Sebelumnya, aku sempat menolak ajakan mereka karena aku yakin dampak yang ditimbulkan olehnya bila menggunakan barang tersebut. Tapi, mereka terus memaksa aku agar mencoba biar dianggap sebagai anak gaul. Akhirnya akupun terpengaruh bujuk rayu mereka dan mulai memakainya. Mulanya biasa saja. Tapi, seterusnya akupun terus ketagihan dan ketagihan lagi. Demi memuaskan keinginan, kadang uang jajan dan sekolah dari orang tuaku kupakai untuk membeli sepaket heroin. bahkan kalau tidak diberi aku terpaksa mengambil barang-barang yang ada dirumahku tanpa sepengetahuan mereka yang penting aku dapat memenuhi kebutuhan yang satu itu.
Setiap hari yang aku pikirkan bagaimana agar terus mendapatkan barang yang ku inginkan walau segala cara telah ku tempuh sampai mengorbankan seisi rumah termasuk tape recorder dan computer kesayanganku. Sementara, orang tuaku tak menyadari apa yang terjadi selama ini. Mereka bukanlah orang sibuk seperti kebanyakan yang dilakukan orang tua teman-temanku. Orang tuaku hanyalah pedagang barang klontongan di sebuah pasar tidak jauh dari tempat tinggalku.
Bersama waktu berlalu, jadwal sekolah yang sebentar lagi akan ku tamatkan terus ku upayakan diselesaikan agar orang tuaku tidak khawatir aku tidak lulus nantinya. Namun, seiring waktu berjalan tingkat pergaulanku bukan lagi sebatas memakai narkoba tapi sudah menjadi seorang pengedar. Para Bandar yang ku kenal telah mempercayaiku untuk menjualkan kepada para pelanggan karena aku dianggap jujur dan setiap berhasil teransaksi aku diberi bonus satu paket oleh mereka, jadi aku mau saja melakoninya. Jaringan mereka kuat mulai dari preman terminal sampai pejabat bahkan oknum aparat ikut berperan dan sebagian besar para pelangganya adalah anak-anak orang kaya yang broken home. Kesempatan ini, tidak kusia-siakan untuk terus meraup keuntungan lebih besar dari setiap teransaksi dan tidak jarang dari mereka yang juga memesan wanita-wanita “nakal” dariku untuk mereka kencani. Lama-kelamaan waktu sekolah dan istirahatku tersita terus oleh kegiatan illegal ini, walau ku tahu bahwa bahaya besar sedang menghadang dihadapanku.
Keinginan untuk berhenti dari perbuatan tercela ini telah ku coba berulang-ulang dengan berbagai cara tapi, tetap saja rasukan syetan lebih dahsyat pengaruhnya dibanding hasratku yang ingin segera mengakhiri semua. Termasuk menjadi seorang pengedar. Namun, sekali terperosok kedalam lumpur noda tetap tak bisa keluar lagi, para Bandar itu telah lama mengenal diriku sebagai kurir mereka yang setia dalam menjalankan aksi dan para pelangganpun merasa nyaman berbisnis barang haram denganku.
Selama dalam petualangan, aku terpaksa banyak berbohong kepada kedua orang tua dan keluargaku lainnya tentang kelakuanku yang tak bermoral pada mereka dan Setiap kali ditanya aku selalu menghindar berusaha mengalihkan pembicaraan. Akupun sebenarnya menyadari tentang apa yang terjadi pada diriku selama ini, kecanduan narkoba bukanlah jalan menuju kebenaran sejati yang diridhoi Allah SWT sementara, dirumah kehidupan keluargaku adalah muslim sejati yang boleh dibilang taat dalam menjalankan ibadah. Tak terasa waktu berlalu dengan cepat, masa sekolahkupun usai dan nilai yang selama tiga tahun kutempuh di bangku SMA tidak begitu dapat dibanggakan termasuk bagi orangtuaku. Namun, diantara temanku yang lain ada juga yang tidak lulus alias harus mengulang satu tahun lagi.
Inilah yang selanjutnya terjadi, akhir dari semua cerita di dunia hitam ini. Ketika pada hari naas itu, bersama kedua temanku lainnya sedang mengadakan transasksi membawa sejumlah besar paket heroin siap pakai dengan seseorang yang mengaku dirinya sebagai pembeli dari negeri ziran Malaysia di sebuah pondokan dekat tempat kami bertiga biasa nongkrong. Saat akan bertukar barang dari luar pondokan terdengar suara teriakan agar kami yang sedang di dalam ruangan segera keluar dan menyerahkan diri karena kami sudah dikepung. Ternyata, kami sadar telah dijebak yang mengaku sebagai pembeli dari Malaysia ternyata seorang polisi yang sedang menyamar. Tanpa banyak melakukan perlawanan kamipun menyerahkan diri bersama barang bukti heroin dan langsung digelandang dengan tangan terborgol ke kantor polisi.
Sesampainya di sana, kamipun terus dibawa ke sebuah ruangan introgasi untuk dimintai keterangan secara bergiliran dan kamipun mengakui semua perbuatan kami. Sementara, pihak kepolisian memanggil pula orang tau kami masing-masing untuk dimintai kesaksian atas apa yang terjadi pada diri kami, dan mereka akhirnya pasrah tak bisa berkata apa-apa hanya bisa menyerahkan semuanya pada yang kuasa Tuhan YME.
Seminggu sudah kami di dalam tahanan Polres, sebelum akhirnya kami kasus kami dilimpahkan ke pengadilan dan diproses. Dalam putusannya hakim yang mengetuai persidangan memutuskan bahwa kami memang sebagai pemakai dan pengedar narkoba jenis heroin dan wajib menerima hukuman seumur hidup.
Itulah sepenggal kisah sedihku, dijadikan pengalamanku ini sebagai kesadaran kalaian agar jangan meniru perbuatan yang berawal dari ikut-ikutan akhirnya menyesal sendiri.
Benny K


Karl Marx

Karl Heinrich Marx (lahir di Trier, Jerman, 5 Mei 1818 – meninggal di London, 14 Maret 1883 pada umur 64 tahun) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia.
Walaupun Marx menulis tentang banyak hal semasa hidupnya, ia paling terkenal atas analisisnya terhadap sejarah, terutama mengenai pertentangan kelas, yang dapat diringkas sebagai "Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas", sebagaimana yang tertulis dalam kalimat pembuka dari Manifesto Komunis.
Karl Marx adalah seseorang yang lahir dari keluarga progresif Yahudi. Ayahnya bernama Herschel, keturunan para rabi, walaupun begitu ayahnya cenderung menjadi deis, yang kemudian meninggalkan agama Yahudi dan beralih ke agama resmi Prusia, Protestan aliran Lutheran yang relatif liberal untuk menjadi pengacara. Herschel pun mengganti namanya menjadi Heinrich. Saudara Herschel, Samuel — seperti juga leluhurnya— adalah rabi kepala di Trier. Keluarga Marx amat liberal dan rumah Marx sering dikunjungi oleh cendekiawan dan artis masa-masa awal Karl Marx.
Pendidikan
Marx menjalani sekolah di rumah sampai ia berumur 13 tahun. Setelah lulus dari Gymnasium Trier, Marx melanjutkan pendidikan nya di Universitas Bonn jurusan hukum pada tahun 1835.
Pada usia nya yang ke-17, dimana ia bergabung dengan klub minuman keras Trier Tavern yang mengakibatkan ia mendapat nilai yang buruk. Marx tertarik untuk belajar kesustraan dan filosofi, namun ayahnya tidak menyetujuinya karena ia tak percaya bahwa anaknya akan berhasil memotivasi dirinya sendiri untuk mendapatkan gelar sarjana. Pada tahun berikutnya, ayahnya memaksa Karl Marx untuk pindah ke universitas yang lebih baik, yaitu Friedrich-Wilhelms-Universität di Berlin. Pada saat itu, Marx menulis banyak puisi dan esai tentang kehidupan, menggunakan bahasa teologi yang diwarisi dari ayahnya seperti ‘The Deity’ namun ia juga menerapkan filosofi atheis dari Young Hegelian yang terkenal di Berlin pada saat itu. Marx mendapat gelar Doktor pada tahun 1841 dengan tesis nya yang berjudul ‘The Difference Between the Democritean and Epicurean Philosophy of Nature’ namun, ia harus menyerahkan disertasi nya ke Universitas Jena karena Marx menyadari bahwa status nya sebagai Young Hegelian radikal akan diterima dengan kesan buruk di Berlin. Marx mempunyai keponakan yang bernama Azariel, Hans, dan Gerald yang sangat membantunya dalam semua teori yang telah ia ciptakan. Di Berlin, minat Marx beralih ke filsafat, dan bergabung ke lingkaran mahasiswa dan dosen muda yang dikenal sebagai Pemuda Hegelian. Sebagian dari mereka, yang disebut juga sebagai Hegelian-kiri, menggunakan metode dialektika Hegel, yang dipisahkan dari isi teologisnya, sebagai alat yang ampuh untuk melakukan kritik terhadap politik dan agama mapan saat itu.
Pada tahun 1981 Marx memperoleh gelar doktor filsafatnya dari Universitas Berlin, sekolah yang dulu sangat dipengaruhi Hegel dan para Hegelian Muda, yang suportif namun kritis terhadap guru mereka. Desertasi doktoral Marx hanyalah satu risalah filosofis yang hambar, namun hal ini mengantisipasi banyak gagasannya kemudian. Setelah lulus ia menjadi penulis di koran radikal-liberal. Dalam kurun waktu sepuluh bulan bekerja disana menjadi editor kepala. Namun, karena posisi politisnya, koran ini ditutup sepuluh bulan kemudian oleh pemerintah. Esai-esai awal yang di publikasikan pada waktu itu mulai merefleksikan sejumlah pandangan-pandangan yang akan mengarahkan Marx sepanjang hidupnya. Dengan bebas, esai-esai tersebut menyebarkan prinsip-prinsip demokrasi, humanisme, dan idealisme muda. Ia menolak sifat abstrak filsafat Hegelian, impian naif komunis utopis, dan para aktivis yang menyerukan hal-hal yang dipandangnya sebagai aksi politik prematur.
Ketika menolak aktivis-aktivis tersebut, Marx meletakkan landasan karyanya. Marx terkenal karena analisis nya di bidang sejarah yang dikemukakannya di kalimat pembuka pada buku ‘Communist Manifesto’ (1848) :” Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas.” Marx percaya bahwa kapitalisme yang ada akan digantikan dengan komunisme, masyarakat tanpa kelas setelah beberapa periode dari sosialisme radikal yang menjadikan negara sebagai revolusi keditaktoran proletariat(kaum paling bawah di negara Romawi).
Akhir dari Kapitalisme
Marx sering dijuluki sebagai bapak dari komunisme yang berasal dari kaum terpelajar dan politikus.] Ia memperdebatkan bahwa analisis tentang kapitalisme miliknya membuktikan bahwa kontradiksi dari kapitalisme akan berakhir dan memberikan jalan untuk komunisme.
Di lain tangan, Marx menulis bahwa kapitalisme akan berakhir karena aksi yang terorganisasi dari kelas kerja internasional. “Komunisme untuk kita bukanlah hubungan yang diciptakan oleh negara, tetapi merupakan cara ideal untuk keadaan negara pada saat ini Hasil dari pergerakan ini kita yang akan mengatur dirinya sendiri secara otomatis. Komunisme adalah pergerakan yang akan menghilangkan keadaan yang ada pada saat ini. Dan hasil dari pergerakan ini menciptakan hasil dari yang lingkungan yang ada dari saat ini. – Ideologi Jerman-Hubungan antara Marx dan Marxism adalah titik kontroversi. Marxism tetap berpengaruh dan kontroversial dalam bidang akademi dan politik sampai saat ini. Dalam bukunya Marx, Das Kapital (2006), penulis biografi Francis Wheen mengulangi penelitian David McLellan yang menyatakan bahwa sejak Marxisme tidak berhasil di Barat, hal tersebut tidak menjadikan Marxisme sebagai ideologi formal, namun hal tersebut tidak dihalangi oleh kontrol pemerintah untuk dipelajari. Marx Menikah pada tahun 1843 dan segera terpaksa meninggalkan Jerman untuk mencari atmosfir yang lebih liberal di Paris. Disana ia terus menganut gagasan Hegel dan para pendukungnya, namun ia juga mendalami dua gagasan baru –sosialisme Prancis dan ekonomi politik Inggris. Inilah cara uniknya mengawinkan Hegelianisme, sosialisme, dengan ekonomi politik yang membangun orientasi intelektualitasnya.
Di Perancis ia bertemu dengan Friedrich Engels sahabat sepanjang hayatnya, penopang finansialnya dan kolaboratornya Engels adalah anak seorang pemilik pabrik tekstil, dan menjadi seorang sosialis yang bersifat kritis terhadap kondisi yang dihadapi oleh para kelas pekerja. Kendati Marx dan Engels memiliki kesamaan orientasi teoritis, ada banyak perbedaan diantara kedua orang ini. Marx cenderung lebih teoritis, intelektual berantakan, dan sangat berorientasi pada keluarga. Engels adalah pemikir praktis, seorang pengusaha yang rapi dan cermat, serta orang yang sangat tidak percaya pada institusi keluarga. Banyak kesaksian Marx atas nestapa kelas pekerja berasal dari paparan Engels dan gagasan-gagasannya. Pada tahun 1844 Engels dan Marx berbincang lama disalah satu kafe terkenal di Prancis dan ini mendasari pertalian seumur hidup keduanya. Dalam percakapan itu Engels mengatakan, “Persetujuan penuh kita atas arena teoritis telah menjadi gamblang...dan kerja sama kita berawal dari sini”. Tahun berikutnya, Engels mepublikasikan satu karya penting, The Condition of the Working Class in England. Selama masa itu Marx menulis sejumlah karya rumit (banyak diantaranya tidak dipublikasikan sepanjang hayatnya), termasuk The Holy Family dan The German Ideology (keduanya ditulis bersama dengan Engels), namun ia pun menulis The Economic and Philosophic Manuscripts of 1844, yang memayungi perhatiannya yang semakin meningkat terhadap ranah ekonomi.
Di tengah-tengah perbedaan tersebut, Marx dan Engels membangun persekutuan kuat tempat mereka berkolabirasi menulis sejumlah buku dan artikel serta bekerja sama dalam organisasi radikal, dan bahkan Engels menopang Marx sepanjang hidupnya sehingga Marx menagbdikan diri untuk petualang politik dan intelektualnya. Kendati mereka berasosiasi begitu kuat dengan nama Marx dan Engels, Engels menjelaskan bahwa dirinya partner junior Marx. Sebenarnya banyak orang percaya bahwa Engels sering gagal memahami karya Marx Setelah kematian Marx, Engels menjadi juru bicara terkemuka bagi teori Marxian dan dengan mendistorsi dan terlalu meyederhanakan teorinya, meskipun ia tetap setia pada perspektif politik yang telah ia bangun bersama Marx. Karena beberapa tulisannya meresahkan pemerintah Prussia, Pemerintahan Prancis pada akhirnya mengusir Marx pada tahun 1945, dan ia berpindah ke Brussel. Radikalismenya tumbuh, dan ia menjadi anggota aktif gerakan revolusioner internasional. Ia juga bergabung dengan liga komunis dan diminta menulis satu dokumen yang memaparkan tujuan dan kepercayaannya. Hasilnya adalah Communist Manifesto yang terbit pada tahun 1848, satu karya yang ditandai dengan kumandang slogan politik
Pada tahun 1849 Marx pindah ke London, dan karena kegagalan revolusi politiknya pada tahun 1848, ia mulai menarik diri dari aktivitas revolusioner lalu beralih ke penelitian yang lebih serius dan terperinci tentang bekerjanya sistem kapitalis. Pada tahun 1852, ia mulai studi terkenalnya tentang kondisi kerja dalam kapitalisme di British Museum. Studi-studi ini akhirnya menghasilkan tiga jilid buku Capital, yang jilid pertamanya terbit pada tahun 1867; dua jilid lainnya terbit setelah ia meninggal. Ia hidup miskin selama tahun-tahun itu, dan hampir tidak mampu bertahan hidup dengan sedikitnya pendapatan dari tulisan-tulisannya dan dari bantuan Engels Pada tahun 1864 Marx terlibat dalam aktivitas politik dengan bergabung dengan gerakan pekerja Internasional. Ia segera mengemuka dalam gerakan ini dan menghabiskan selama beberapa tahun di dalamnya. Namun disintegrasi yang terjadi di dalam gerakan ini pada tahun 1876, gagalnya sejumlah gerakan revolusioner, dan penyakit yang dideritanya menandai akhir karier Marx. Istrinya meninggal pada tahun 1881, anak perempuannya tahun 1882, dan Marx sendiri meninggal pada tanggal 14 Maret 1883.
Dalam hidupnya, Marx terkenal sebagai orang yang sukar dimengerti. Ide-ide nya mulai menunjukkan pengaruh yang besar dalam perkembangan pekerja segera setelah ia meninggal. Pengaruh ini berkembang karena didorong oleh kemenangan dari Marxist Bolsheviks dalam Revolusi Oktober Rusia. Ide Marxian baru mulai mendunia pada abad ke-20.
Karya-karya Marx
Manifest der Kommunistischen Partei
Achtzehnte Brumaire



Ayatollah Ruhollah Khomeini

Sayyid Ayatollah Ruhollah Khomeini (lahir di Khomein, Provinsi Markazi, 24 September 1902 – meninggal di Tehran, Iran, 3 Juni 1989 pada umur 86 tahun) ialah tokoh Revolusi Iran dan merupakan Pemimpin Agung Iran pertama. Lahir di Khomeyn, Iran. Ia belajar teologi di Arak dan kemudian di kota suci Qom, di mana ia mengambil tempat tinggal permanen dan mulai membangun dasar politik untuk melawan keluarga kerajaan Iran, khususnya Shah Mohammed Reza Pahlavi. Uji utama pertamanya – dan rasa politik pertama yang sesungguhnya – tiba pada 1962 saat pemerintahan Shah berhasil mendapatkan RUU yang mencurahkan beberapa kekuasaan pada dewan provinsi dan kota. Sejumlah pengikut Islam keberatan pada perwakilan yang baru dipilih dan tak diwajibkan bersumpah pada al-Qur'an namun pada tiap teks suci yang dipilihnya. Khomeini menggunakan kemarahan ini dan mengatur pemogokan di seluruh negara yang menimbulkan penolakan pada RUU itu.
Khomeini menggunakan posisi yang kuat ini untuk menyampaikan khotbah dari Faiziyveh School yang mendakwa negara berkolusi dengan Israel dan mencoba "mendiskreditkan al-Qur-an." Penangkapannya yang tak terelakkan oleh polisi rahasia Iran, SAVAK, memancing kerusuhan besar-besaran dan reaksi kekerasan yang biasa oleh pihak keamanan yang mengakibatkan kematian ribuan orang.
Khomeini terus susah selama tahun-tahun berikutnya dan pada peringatan pertama kerusuhan pasukan Shah bergerak ke kota Qom, menahan Imam sebelum mengirimnya ke pembuangan di Turki. Ia tinggal sebentar di sana selama sebelum pindah ke Irak di mana melanjutkan pergolakan untuk jatuhnya rezim Shah. Pada 1978 pemerintahan Shah meminta Irak untuk mengusirnya dari Najaf, lalu ia menuju Paris selama sementara profilnya berkembang sebagai refleksi langsung kejatuhan Shah. Peringatan menggelikan yang terkemudian di Persepolis mulai grate dengan orang banyak dan menyusul rangkaian kekacauan keluarga Shah meninggalkan negeri pada Februari 1979, meratakan jalan untuk kembalinya Khomeini dan 'Permulaan Revolusi Islamnya'. Disambut ratusan ribu rakyatnya di bandara dan ribuan lebih lanjut yang berjajar sepanjang jalan kembali ke Teheran. Ayatollah sudah sepantasnya memandang Iran sebagaimana dirinya, dan Khomeinipun menjadi pemimpin spiritual. Teheran menjadi kursi kekuatan, jauh dari jantung kota Qom. Pada 1981 Irak menyerang Iran. Perang itu berlangsung 8 tahun penuh yang menghancurkan hidup jutaan muslimin pada kedua sisi tanpa keuntungannya pada tiap yang bertempur. Khomeini meninggal di Teheran pada 3 Juni 1989.

Kamis, 22 Juli 2010

Do’a Hati Sang Perawan

Ketika suara adzan subuh membangunkan ku dari lelap tidur semalam, terdengar pula suara akrab dari ibunda di luar kamar keras memanggil agar aku lekas beranjak bangun dari peraduan dan terus bergegas mengambil air wudhu. Sementara, ayah dan kakak laki-lakikupun telah bersiap pula dihadapan kiblat menunggu kehadiran aku dan ibuku untuk turut dalam shalat jama’ah.
Itulah keseharian keluarga kecilku dalam menjalankan salah satu perintah Allah SWT bersama dalam sujud syukur memuji kebesaran-Nya setiap waktu dan munajat memohon curahan rahmat, ridha serta keselamatan dan juga kebahagiaan dalam menjalani hidup dan kehidupan.
Aku sendiri dibesarkan dalam keluarga yang penuh nuansa islami dengan aktivitas keseharian sebagai seorang seorang santriwati di sebuah Pondok Pesatren ternama dekat tempat tinggalku. Usai jam akhir pelajaran bersama teman-teman sepermainan biasanya aku tidak pernah langsung pergi pulang ke rumah, melainkan melanjutkan belajar sambil bermain di sebuah saung dekat pesawahan tak jauh dari tempat ku menuntut ilmu. Namun, keriangan dan candaan kami tidak pernah lama berlangsung. Sebab, ibuku selalu memanggil di kejauhan agar aku lekas kembali ke rumah dan turut membantunya menyiapkan makan siang untuk bapak dan kakak sulungku yang tengah berladang dan berternak di kebun kami yang tidak terlalu luas.
Menjelang waktu Ashar setiap harinya bapak dan kakakku pulang dari berladang. Karena, dari situlah kami sekeluarga mendapatkan rizki membiayai keperluan hidup termasuk sekolahku yang sebentar lagi akan selesai. Tapi, tidak dengan kakak tertuaku yang sebelumnya sengaja tak menamatkan sekolah karena ingin membantu orang tua menjadi seorang petani. Walaupun, kenyataanya nilai dari hasil kecerdasannya di sekolah selalu baik dalam setiap nilai raport yang didapat. Kini, selama tiga tahun sebagai pelajar tingkat Aliah (setingkat SMA) tinggal menghitung hari, karena waktu-waktu terakhir ini aku tengah menghadapi ujian akhir menuju kelulusan yang aku harapkan tercapai.
Ambang pikiran serta harapan untuk melanjutkan ke bangku kuliah selalu terbayangkan dalam benakku setiap waktu, ingin segera melepas seragam yang telah menjenuhkan hari-hariku dalam penantian. Isian tiap isian soal ujianpun seperti tak berat kupikirkan untuk segera dijawab berlomba dengan waktu yang setiap saat berlalu cepat.
Dirumah Ibu, bapak, dan kakakku semuanya berdo’a agar aku tak tinggal kelas selesai dan lulus dengan sempurna tanpa kecewa di akhir penentuan nilai. Disekolahpun para guru menginginkan hal yang sama, berharap semua santri dan santriwati yang tengah berjuang dalam ujian dapat mencapai nilai kelulusan murni tanpa angka merah di raport dan rendah di ijazah.
Lingkungan pesantren yang begitu luas dengan sejumlah gedung belajar, pondokan serta sebuah masjid besar dan kantin kesayangan disamping halamannya membuat hati dan pikiranku bertambah sedih, dimana sebentar lagi akan meninggalkan semuanya. Namun, tetap kembali dalam kenangan bersama kepergian teman-teman seangkatanku lainnya menuju cita-cita dan harapan masing-masing.
Tak lama berlalu, ketika diumumkan akhirnya, aku termasuk lulusan dengan angka tergolong baik.
Termasuk para sahabat baikku dipesantren, mereka semua bergembira menyambut kelulusan bahkan, ada yang melompat-lompat kegirangan.
Kini, tiba untuk diriku bersiap diri, mempersiapkan segala keperluan demi pilihan utamaku selanjutnya meneruskan ke jenjang kuliah mencapai masadepan sebagai seorang sarjana pertanian seperti apa yang selama ini orang tuaku idam-idamkan. Shalat tahajud beriring Do’a sepanjang malam terus diucapkan khusyu ke khadirat-Nya, mengharap agar dalam menjalani kehidupan selanjutnya tidak salah arah dan tujuan selamat mencapai tujuan.
Ibuku berpesan, agar dalam menempuh apa yang dituju tetap selalu menjaga kesucian diri serta bathin tetap terjaga dengan iman dan taqwa. Terlebih melihat diriku adalah seorang perempuan perawan dan jauh dari orang tua yang diharapkan menjadi salah satu kebanggaan keluarga selain kakakku kelak.
Kakakkupun berpesan agar tetap menjaga ucapan dan perbuatan dimanapun jangan menjadikan diri sebagai korban pergaulan. Tapi jadikan diri sebagai tauladan dalam pergaulan. ketika itu, kupegang semua nasehat mereka, sebab mereka telah menjadi bagian dari hidupku selama ini berada satu atap dalam suka dan duka berurai air mata dan bersukaria bersama.
Aku memutuskan melanjutkan pendidikan bukan karena ikut-ikutan atau keinginan orang tuaku tapi, kenyataan yang membawaku untuk berjuang belajar menggapai cita-cita walau nantinya bapak, ibu, dan kakakku akan berjuang pula sekuat tenaga membiayai segala keperluanku. Namun, semua hal itu tak ingin ku gapai dengan berhati sedih, tetap optimis serta yakin akan perjuangan ini menghasilkan sebuah kebanggaan dan kebahagiaan bersama tanpa kekecewaan.
Kota yang ku tuju, tidak lain mempunyai universitas pertanian terkenal di Jawa Barat dan dapat diunggulkan.Oleh karena itu, aku teruskan untuk mencapainya dengan semua keterbatasanku.
Ladang, kebun dan ternak milik orang tuaku serta kampung halaman saat ini menjadi kenangan sementara untuk ditinggalkan.Semua pasti kembali dengan sebuah kebanggaan dan kebahagiaan
Benny K

Selasa, 20 Juli 2010

Bobotoh dan Budaya Kebersamaan

Setiap kali kita menyaksikan sejumlah pertandingan sepak bola baik itu di televisi, mendengar di siaran radio maupun menonton langsung di sebuah stadion pasti kita jumpai sekolompok besar orang mulai dari anak-anak, remaja sampai orang dewasa menggunakan atribut yang sama seperti t-shirt, syal, spanduk, topi, bendera berlambangkan atau berlogokan kesebelasan kesayangan mereka. Bahkan mereka tidak malu dan canggung mencat bagian tubuh mereka dengan cat berwarna-warni bertuliskan atau gambar logo dan lambang yang sama.
Di semua negara yang warga negaranya mengagumi olah raga sepak bola pasti banyak melakukan hal tersebut, terutama di saat diadakannya sebuah even pertandingan baik berskala lokal, nasional maupun internasional termasuk di Indonesia. Sejak berdirinya sejarah persepakbolaan tanah air sudah cukup lama dikenal di semua lapisan masyarakat yang namanya fans club atau sekolompok warga masyarakat yang sangat mengagumi satu kesebelasan dengan membentuk suatu komunitas beranggotakan orang-orang yang sama-sama mengagumi, mayoritas dari para anggotanya adalah kaum muda. Seperti halnya, di negara Inggris dikenal pula dengan ‘Holigan’ yaitu satu komunitas pencinta salah satu group sepakbola di sana, yang dalam aktivitasnya membela group tersebut, para pendukung ini kadang-kadang nekad berbuat onar di tempat umum apabila tim kesayangan kalah saat melawan tim lain dalam satu pertandingan. Mereka tidak segan dan takut untuk melawan aparat keamanan setempat serta berani menghancurkan segala benda yang ada di hadapan mereka. Kegiatan ini ternyata sudah berlangsung lama serta turun- temurun. Setiap ada pertandingan selalu ricuh dan ricuh lagi tanpa peduli akan sanksi hukum yang berlaku karena alasan mereka hanya satu sebatas pelampiasan rasa ketidak puasan saja.
Sama seperti di Inggris atau negara barat lainnya, Indonesia yang begitu teguh memegang adat dan tradisi ketimuran malah menjadi salah satu negara di asia yang tidak pernah aman bila mengadakan pertandingan sepakbola dimanapun. Contohnya; Bobotoh Persib Bandung dengan Vikingnya, Persebaya Surabaya dengan Bonexnya, dan Persija Jakarta dengan The Jacknya, mereka selalu melakukan keonaran dan keributan bahkan aksi tawuran antar pendukung (sporter) jika diantara kesebelasan besar tersebut dipertemukan.
Pengurus Pusat Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) selama ini sudah kwalahan dengan tingkah laku para pendukung sepakbola fanatisme tersebut, termasuk aparat kepolisian. Tidak jarang dari setiap pertandingan besar yang diselenggarakan di seluruh Indonesia pasti banyak menimbulkan kerugian baik material maupun jiwa. Oleh karena itu, sanksi finalti biasanya langsung diberikan pada kesebelasan yang bermain saat itu dengan salah satu hukumannya dilarang bermain pada jadwal pertandingan berikutnya. Kondisi inilah yang menjadikan wajah persepakbolaan tanah air menjadi tercoreng hanya karena ulah dari segelintir orang yang mengatasnamakan pendukung setia salah satu kesebelasan. Akhirnya, semua pihak terkait harus terlibat dengan sanksi hukum.
Bila dilihat dari segi positif, komunitas-komunitas tersebut sangat kompak dalam kebersamaan. Namun, kenyataan dilapangan terkadang kekompakan mereka bukan digunakan dalam hal positif, melainkan merugikan diri sendiri dan lingkungan sekelilingnya. Terlebih banyak pula para orang tua yang akhirnya khawatir sekaligus menyesalkan kalau diantara anak-anak mereka juga ikut terlibat dalam komunitas tersebut. Sebab, dinilai tidak bermanfaat dan pasti banyak ruginya.
Fanatisme terhadap sesuatu yang berlebihan memang dinilai cendrung menjadikan seseorang berperilaku negatif, walau yang mereka dukung tersebut sempat berbuat sesuatu hal yang melanggar hukum, mereka tetap mendukung dan membelanya.Itulah fenomena yang terjadi saat ini di tanah air kita, budaya kebersamaan yang dulunya begitu susah diperjuangkan para pendiri bangsa untuk mengusir para penjajah, kini hanya sebagai pelampiasan emosi sesaat menghancurkan harapan mereka untuk dapat membangun negara ini lebih maju dan beradab.
Mungkin, bukan hanya dalam dunia olahraga saja, unsur-unsur fanatisme selalu menimbulkan kerugian.Tetapi, di bidang lainpun seperti dunia musik nilai fanatisme selalu berujung pada kekerasan, contohnya para penggemar musik aliran keras alias metal. Inilah yang kini menjadi gambaran umum bahwa Indonesia sebagai negara yang kaya akan khazanah budaya dan etika ketimuran sedikit demi sedikit menjadi terkikis nilai persatuan dan kesatuan bangsanya karena pengaruh globalisasi yang tidak terkendali.Termasuk di dalamnya bagi para pelaku kepentingan lainnya di negeri ini.
Marilah kita sebagai anak bangsa bersama-sama berupaya menyelamatkan negeri ini dari kehancuran terutama kehancuran moral, sebab masa depan negeri ini adalah tanggungjawab kita semua untuk nantinya diwariskan pada generasi berikutnya, jangan ada lagi pertumbahan darah, perselisihan, diantara kita. Selesaikanlah segala masalah bangsa dengan musyawarah untuk menghasilkan mufakat dan kebersamaan agar senantisa negeri kita menjadi damai, tentram dan sejahtera.
Benny K/Satgiat Humas Pramuka Kota Bandung




Revitalisasi dan Perjalanan 50 Tahun Pramuka Indonesia

Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof. Dr. Boediono,MEc., di Jakarta beberapa waktu lalu menyatakan agar Gerakan Pramuka dapat direvitalisasi kembali mengingat pada kondisi dan situasi saat ini khsususnya di Indonesia peran dan fungsi wadah pendidikan dan pembinaan bagi generasi muda ini sangat bermanfaat sebagai benteng pertahanan mereka dari dampak buruk globalisasi terutama dalam mendidik dan membina watak serta karakter mereka sebagai generasi penerus bangsa.
Pernyataan Boediono tersebut, dinilai penting untuk segera ditindaklanjuti oleh segenap keluarga besar Gerakan Pramuka Indonesia terlebih saat ini pula pembahasan mengenai RUU Gerakan Pramuka untuk dijadikan UU Gerakan Pramuka oleh Komisi X DPR RI tinggal menunggu hasil realisasinya saja. Oleh karena itu, tidaklah terlambat untuk merumuskan program-program baru dalam rangka meningkatkan kualitas para anggota Pramuka di segala bidang, disamping menjadikan mereka sebagai icon pembangunan pemuda Indonesia secara menyeluruh.
Perjalanan Gerakan Pramuka menjelang 50 tahun pada 14 Agustus 2011 mendatang sejak diresmikannya pada 14 Agustus 1961 lalu, selama ini sudah membuktikan keberhasilannya bahwa lembaga non formal ini telah banyak menghasilkan prestasi membanggakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri khususnya dalam hal pembelajaran kreatifitas, kemandirian dan nilai-nilai nasionalisme kaum muda.
Program-program lanjutan inilah yang saat ini dibutuhkan guna memberikan kesempatan seluas-luasnya para anggota pramuka untuk berinovasi tentunya melalui penguasaan teknologi tepat guna yang disesuaikan dengan perkembangan zaman agar nantinya dihasilkan produk unggulan hasil karya mereka yang berkualitas dan bernilai.
50 tahun perjalanan kepramukaan Indonesia tidaklah berarti apa-apa bagi kelangsungan hidup bangsa ini. Apabila dalam proses pelaksanaanya tidak didukung sepenuhnya oleh semua pihak yang peduli akan masa depan negara dan bangsa Indonesia selanjutnya. Peran pemerintah RI dalam upayanya mendukung melalui bantuan fasilitas sarana prasarana serta anggaran negara dirasakan cukup untuk dijadikan semangat gerakan pramuka melakukan yang terbaik bagi terciptanya pembangunan sumber daya manusia unggulan di semua sektor kehidupan termasuk kerjasama dengan pihak yang peduli lainnya.
Selain memperingati 50 tahun gerakan pramuka, diperingati pula 100 tahun Kepanduan Indonesia yang mana dari kepanduan Indonesia inilah cikal bakal terbentuknya gerakan pramuka seperti sekarang ini. Dimana, dalam hal nilai-nilai kejuangan dan persatuan bangsa kepanduanlah yang sangat berperan untuk menjadikan generasi muda Indonesia rela berkorban dan cinta tanah air.
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya telah pula menegaskan akan pentingnya revitalisasi gerakan pramuka yang disampaikannya pada HUT Pramuka tahun 2006 lalu. Intinya, pemerintah sangat mendukung sekali gerakan pramuka untuk lebih maju dan berkembang tidak lagi dipandang sebagai pelengkap kegiatan ektrakulikuler sekolah saja, tapi sebagai mitra terdepan pemerintah mensukseskan setiap program pemerintah baik pusat maupun daerah dalam hal ini pembangunan potensi generasi muda.
Diakui, kecendrungan kaum muda masa kini kurang menyukai kegiatan kepramukaan salah satu penyebabnya bahwa pramuka dirasakan sudah ketinggalan jaman. Oleh sebab itu, butuh pemikiran bersama semua unsur gerakan pramuka dalam mengemas setiap kegiatan kepramukaan lewat sentuhan-sentuhan baru berinovasi dan lebih menarik.
Tak terasa sudah setengah abad berlalu perjalanan gerakan kepramukaan di tanah air, yang sudah barang tentu dilalui dengan berbagai bentuk proses waktu, diharapkan kedepan, gerakan pramuka dapat semakin menunjukkan eksistensinya sebagai wadah pendidikan dan pembinaan generasi muda paling unggul dalam mencetak dan membentuk diri setiap manusia Indonesia menjadi nomor satu.
Benny K/ Satgiat Humas Pramuka Kota Bandung