Kamis, 10 Juni 2010

Komunikasi Perdamaian Abad-21

Terkuaknya kembali tingkah laku biadab Israel terhadap para relawan perdamaian dunia yang tengah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza Palestina di laut internasional merupakan pukulan berat bagi kredibilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang notabene sebagai badan perdamaian dunia sejak puluhan tahun lalu. Tidak sedikit kerugian lahir-bathin yang dialami Palestina sebagai negara terjajah kaum zionis sejak dimulainya pertikaian perebutan wilayah yang dianggap suci oleh kedua belah pihak dari tahun 1941. Bagaimana mereka sebagai warga pribumi dari awal terjadinya peristiwa terus berusaha mempertahankan tanah air tercinta walau nyawa diri sendiri, keluarga, dan saudara serta harta benda menjadi taruhannya. Sifat-sifat kedzaliman yang dimiliki kaum zionis Israel memang telah menjadi bagian dari kehidupan warga setempat sehari-hari. Sementara, didunia luar semangat menolak kekejaman Israel terus berkobar, unjukrasa menentang keberadaan mereka di tanah Palestina tidak pernah berhenti. Mulai dari anak-anak, remaja sampai orang tua turun ke jalan-jalan menyuarakan kutukan dan perdamian dunia anti perang walaupun disisi lain aksi unjukrasa tersebut diakhiri bentrokan dengan aparat keamanan.
Masyarakat dunia terutama di badan kemananan PBB memang sudah berupaya semaksimal mungkin menghentikan tindakan Israel melalui diplomasi politik luar negeri yang terus berusaha menduduki Palestina untuk dijadikan negara syah mereka. Sebab, dalam sejarahnya Palestinalah yang berhak atas tanah suci tersebut.
Kini, yang perlu disikapi adalah bagaimana masyarakat dunia dapat menciptakan komunikasi perdamaian di abad-21 ini. Peranan perkembangan teknologi menjadikan kemudahan dalam menjalankan misi perdamaian antar bangsa, isinya ialah kesepakatan bersama selain yang selama ini jalankan PBB melalui program-programnya, untuk saling menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara tanpa harus mengusik apalagi merusak tatanan kultur budaya masing-masing yang telah ada.
Konflik Palestina dan Israel mungkin salah satu contoh kasus permasalahan kemanusiaan yang tengah terjadi, yang mana dibelahan dunia lainnya masih banyak pula konflik-konflik kepentingan yang lebih parah kondisinya. Oleh sebab itu, jangan kita berfikiran pendek dalam menyikapi setiap masalah bangsa jadikankanlah sarana musyawarah untuk mufakat sebagai upaya penyelesaian terutama yang menyangkut kepentingan berbangsa dan bernegara. Kita semua tidak ingin generasi berikutnya lebih menderita karena alasan kepentingan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab atas perbuatannya.
Indonesia yang merupakan negara berkembang multi kultur di kawasan asia, saat ini dapat pula berperan penting sebagai duta komunikasi perdamaian dunia melalui beragam aktivitas kemanusiaan tanpa harus menyumbangkan senjata dan amunisi ke tiap negara bertikai. Jadikanlah bumi pertiwi yang bersemboyankan Bhineka Tunggal Ika ini sebagai tauladan bangsa-bangsa lainnya dalam hal kedamaian dalam perbedaan.
Isilah keseharian dunia ini dengan suasana penuh damai dan tentram diantara penghuninya agar alam semestapun dapat memberikan manfaat berarti yang diinginkan, tanpa harus murka karena ulah para penghuni dunia yang mengumbar hawa nafsu dalam menjalankan roda kehidupan.
Al-Qur’an sebagai pedoman penghayatan kaum muslim sudah jelas memberikan gambaran bagaimana umat manusia harus berlaku aman dan adil dengan sesamanya, agar tercipta kondisi dunia yang penuh kedamaian abadi.
Abad-21 ini, diharapkan menjadi perjalanan umat manusia dengan berbagai keyakinan dalam merevisi sejarah kehidupan sebelumnya, agar masadepan yang diidam-idamkan bersama dapat dijalankan dengan baik juga bermanfaat bagi semua.
Benny K


Tidak ada komentar:

Posting Komentar